BAB
VII
ACARA
DARAH
TINJAUAN
PUSTAKA
Waktu Pendarahan
Darah terdiri dari plasma
darah dan sel-sel darah. Sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah) (Poedjiadi, 1994).
Darah mempunyai fungsi antara lain sebagai alat pengangkut nutrien dan oksigen
ke seluruh tubuh dan sebaliknya hasil-hasil oksidasi yang tidak digunakan tubuh
ke alat-alat ekskresi, menjaga agar temperatur tubuh tetap dengan memindahkan
panas dari alat-alat yang aktif ke bagian lain yang tidak aktif, mengedarkan
air ke seluruh tubuh, menghindarkan tubuh dari infeksi dengan antibodi, sel darah
putih dan sel darah pembeku mengatur keseimbangan asam dan basa untuk
menghindari kerusakan jaringan-jaringan tubuh, serta berperan dalam pengaturan
temperatur tubuh (Frandson, 1992).
Pendarahan
dapat berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa ditempat pendarahan yang
terjadi beberapa menit sampai beberapa jam. Apabila pembuluh darah mengalami
dilatasi, darah tidak keluar lagi karena sudah dicegah oleh mekanisme
trombosit. Vasa kontraksi timbul melalui beberapa jalan kontraksi langsung otot
pembuluh darah kemudian anoksia dan refleks lalu adanya serotonis yang keluar
dari trombosit yang menyebabkan vasa kontraksi (Schmidt et al., 1997).
Darah yang kekurangan
kandungan oksigen akan berwarna kebiru-biruan yang disebut dengan sianosis.
Darah yang jumlah haemoglobinnya kurang memadai disebut dengan anemia. Anemia
juga disebabkan oleh penyakit kronis atau akut. Kecelakaan jiwa yang banyak
mengeluarkan darah. selain itu juga disebabkan oleh defesiensi zat Fe, Cu,
vitamin danasam amino. Sel darah mengalami hidrolisis yang lebih cepat
dibandingkan dengan pembentukan atau produksi darah baru (Frandson, 1992).
Eritrosit atau sel darah
merah membawa hemoglobin dalam sirkulasi sel darah merah yang berbentuk
bikonkaf. Sel darah merah pada mamalia tidak bernukleus kecuali pada awal dan
pada hewan-hewan tertentu. Sel darah merah pada unggas mempunyai nukleus dan
berbentuk elips. Sel darah merah terdiri dari air (65%), Hb (33%), dan sisanya
sel stroma, lemak mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya serta ion K
(Kusumawati, 2004).
Pembekuan Darah
Pembentukan atau
penggumpalan darah di sebut juga koagulasi. Koagulasi terjadi bila darah
ditampung dan dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu akan terjadi suatu massa
yang menyerupai jelli, yang kemudian massa yang memadat dengan meninggalkan
cairan jernih yang di sebut serum darah. Gumpalan itu sendiri terdiri dari
filamen-filamen fibrin yang mengikat sel darah merah, sel darah putih dan
platelet. Fibrin adalah suatu zat yang membentuk gumpalan lunak. Secara alamiah
fibrin tidak ada wujud yang aktif di peredaran darah (Frandson, 1992).
Koagulasi darah adalah suatu
fungsi penting dari darah untuk mencegah banyaknya darah yang hilang dari
pembuluh darah yang rusak (terluka). Bagian dari darah yang sangat berperan
dalam proses koagulasi adalah trombosit atau keping darah. Trombosit berasal
dari sistem sel di sumsum tulang yaitu mengakarosit yang berkembang menjadi
trombosit (Nurcahyo, 1998).
Trombin adalah enzim yang
mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah yang berfungsi
menjaring sel-sel darah merah menjadi gel atau menggumpal (Poedjiadi, 1994).
Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan
umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan darah normal akan mengkerut
menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam waktu 24 jam (Frandson, 1992).
Secara
alamiah, trombin juga tidak ada dalam darah dalam bentuknya yang aktif atau
wujud koagulasi (gumpalan) dalam sirkulasi yang normal. Trombin mempunyai
bentuk prekursor di dalam darah yang disebut protrombin. Selama proses
koagulasi protrombin dirangsang oleh suatu kompleks yang disebut aktivator
protrombin yang memecah atau memisahkan enzim trombin dari protrombin. Waktu
koagulasi adalah lamanya waktu dari saat pengambilan darah sampai terjadinya
koagulasi (Frandson, 1992).
Menurut Poedjiadi (1994), mekanisme
pembekuan darah adalah sebagai berikut :
Tromboplastin
Faktor-faktor dalam pembekuan darah meliputi ion Ca2+,
tromboplastin, akselator trombosit, konvertin, faktor anti hemofilik. Pembekuan
atau penggumpalan darah disebut juga koagulasi darah. Proses koagulasi pada
akhirnya akan mencapai suatu bentuk yang menyerupai jeli yang kemudian menjadi
massa yang memadat dengan meninggalkan cairan jernih disebut serum (Poedjiadi,
1994).
Kadar Hemoglobin dalam Darah
Hemoglobin adalah pigmen
merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah hewan vertebrata. Hemoglobin
adalah suatu molekul yang bentuknya bulat yang terdiri dari 4 sub unit. Setiap
sub unit mengandung suatu bagian yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida
secara kolektif disebut sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin pada
hemoglobin manusia dewasa normal, dua jenis polipeptida tersebut disebut rantai
X danmasing-masing mengandung 146 residu asam amino. Jadi, hemoglobin A diberi
a2b2 (Ganong, 2003). Hb berikatan dengan oksigen di
paru-paru, sehingga terbentuk oksihaemoglobin yang selanjutnya melepaskan
oksigen ke sel-sel didalam tubuh. Tiap gram Hb akan mengangkut 1,34 mm3 oksigen
(Frandson, 1992).
Setiap atom Fe (ada 4 Fe)
pada haeme dapat mengikat oksigen
secara reversabel. Hb teroksigenasi atau disebut HbO2 (oksigen Hb)
mengandung 4 mol oksigen, Hb juga dapat berikatan dengan karbon dioksida pada
gugus asam aminonya membentuk karbomino (HbCO2), juga dengan Na membentuk
Hb. Met Hb dapat diproduksi menjadi Hb oleh dithionit (Na2O4).
Met Hb dapat bereaksi dengan anion pada pH basa dan pada pH asam (Nurcahyo,
1998). Hemoglobin yang terdapat pada eritrosit berfungsi untuk mengangkut
oksigen dan sebagai penimbul warna merah pada darah (Frandson, 1992). Molekul haemoglobin
yang terdiri atas gabungan dari suatu protein globin dan 4 haemo atau suatu gugus haeme
yang mengandung besi. Hemin adalah garam hidroklorida dari haeme (Poedjiadi, 1994).
Haemoglobin dapat juga
berkaitan dengan karbondioksida membentuk Karbon-haemoglobin. Sedangkan kadar
Hb dalam darah dapat ditentukan berdasarkan analisa kandungan besi atau
kapasitas pengikatan oksigen dari suatu molekul. Beberapa prosedur dapat
dikembangkan berdasarkan pengamatan langsung warna darah dan pengawasan dengan
standar buatan konversi Hb ke asam hematin dan penyamaan dengan warna coklat
standar (Frandson, 1992).
Pengukuran
Tekanan Darah
Tekanan darah dapat
diartikan sebagai tekana terhadap dinding pembuluh. Tekanan awal dihasilkan
oleh konraksi ventrikel jantung dan merupakan tekanan sistolik. Darah didorong
masuk ke dalam arteri besar yang bersifat elastis, meregangkan dindingnya yang
bentuknya lentur danmengalami dilatasi. Ketika ventrikel berada dalam keadaan
relaksasi, tertutupnya katup-katup mencegah baliknya darah dari arteri ke
jantung danarterior yang kecil akan meneruskan darah ke kapiler (Frandson,
1992). Tekanan diastolik dalam keadaan istirahat orang dewasa berkolerasi paling
baik dengan tekanan pada saat bunyi menghilang. Akan tetapi pada anak, tekanan
diastolik berkolerasi paling baik dengan bunyi menjadi hilang (Kertohoesodo,
1997).
Jumlah darah didalam tubuh sekurang-kurangnya
adalah 7% dari berat badan dari segala keseluruhan. Tekanan darah dapat
diartikan sebagai tekanan terhadap dinding pembuluh. Tekanan awal yang
dihasilkan oleh konsentrasi ventrikel jantung dan merupakan tekanan sistolik.
Darah didorong masuk kedalam arteri besar yang bersifat elastis, merenggangkan
dindingnya dan karena dindingnya mengalami dilatasi. Ketika ventrikel berada
dalam keadaan relaks, tertutupnya katup-katup semilunar mencegah baliknya darah
dari arteri ke jantung dan ateriol-ateriol kecil akan meneruskan aliran ke
kapiler. Tekanan yang ditimbulkan oleh dinding arteri yang elastis itu
digunakan untuk mempertahankan tekanan (tekanan diastolik) didalam arteri dan
akan tetap mengalir darah dengan lancar kedalam kapiler, pada saat ventrikel
sedang relaks (Frandson, 1992).
Diastole
jantung terjadi selama pengisian bilik, hal ini dapat terjadi pada kedua bilik
kanan dan kiri atau diastole
ventricular kanan atau kiri. Sistole
menunjukkan kontraksi bilik jantung dalam proses pengosongan parsial bilik
tersebut sehingga terjadi sistole
atrial kanan atau kiri maupun sistole ventricular
kanan atau kiri (Poedjiadi, 1994).
MATERI
DAN METODE
Materi
Waktu Pendarahan
Alat. Alat
yang digunakan dalam praktikum waktu pendarahan antara lain adalah lanset,
arloji atau stopwatch, kertas filter, jarum pentul, spygnomanometer, dan cawan porselin.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam
praktikum waktu pendarahan antara lain adalah alkohol 70%, kapas, dan darah
probandus.
Pembekuan Darah
Alat. Alat
yang digunakan dalam praktikum pembekuan darah antara lain adalah gelas arloji
berlapis parafin, arloji atau stopwatch, lanset, dan jarum pentul.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam
praktikum pembekuan darah antara lain adalah darah probandus, alkohol 70%, dan
kapas.
Kadar Hemoglobin dalam Darah
Alat. Alat
yang digunakan dalam praktikum kadar hemoglobin dalam darah antara lain adalah
hemoglobinometer Sahli, darah probandus, pipet Sahli, tabung Sahli, dan pipet
tetes.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam
praktikum kadar hemoglobin dalam darah antara lain adalah HCl 0,1 N, aquadestilata, darah probandus, kapas,
dan alkohol 70%.
Pengukuran Tekanan Darah
Alat. Alat
yang digunakan dalam praktikum pengukuran tekanan darah antara lain adalah spygnomanometer, stetoskop, dan arloji
atau stopwatch.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam
praktikum pengukuran tekanan darah adalah probandus.
Metode
Waktu Pendarahan
Jari probandus
dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol. Ujung jari ditusuk dengan
lanset steril dan saat darah keluar dicatat waktunya. Kertas filter ditempelkan
pada darah yang keluar pada pembuluh darah setiap 30 detik dan jangan mengenai
luka. Waktu dicatat saat pendarahan telah berhenti. Waktu pendarahan ditentukan
dari saat darah keluar hingga pendarahan berhenti.
Pembekuan Darah
Jari tempat
pengambilan darah dibersihkan dengan diusap menggunakan kapas yang telah
dibasahi alkohol. Ujung jari ditusuk dengan lanset steril dan saat darah keluar
dicatat waktunya. Sebanyak 1 hingga 2 tetes darah dengan cepat dipindahkan ke
gelas arloji. Darah ditusuk dan diangkat dengan kepala jarum pentul setiap 30
detik hingga benang fibrin terlihat dan dicatat waktunya. Waktu mulai keluar
darah dari pembuluh darah hingga terbentuknya benang fibrin disebut waktu beku
darah.
Kadar Hemoglobin dalam Darah
Tabung Sahli diisi
dengan HCl 0,1 N hingga angka 10. Sampel darah disiapkan dan dihisap secara
perlahan dengan pipet Sahli dan aspiratornya hingga batas 0,02 ml. Ujung pipet
dibersihkan dan segera dimasukkan ke dalam tabung Sahli. Tabung Sahli
diletakkan antara kedua bagian standar warna dalam hemoglobinometer dan
dibiarkan selama 3 menit hingga terbentuk asam hematin. Aquadestilata ditambahkan setetes demi setetes dengan pipet tetes
sambil diaduk hingga warna sama dengan warna standar. Tinggi permukaan cairan
pada tabung Sahli dibaca dengan melihat skala jalur 95% yang berarti banyaknya
hemoglobin dalam gram per 100 ml darah. Jalur skala lainnya pada tabung Sahli
jika ada penunjukkan hemoglobin terhadap hemoglobin normal 15,6% atau nilai
normal lainnya yang tertera pada alat hemoglobinometer.
Pengukuran Tekanan Darah
Manset spygnomanometer dililitkan pada lengan
atas probandus di atas persendian siku dan dipasang lebih kurang setinggi
jantung. Lengan probandus yang diperiksa harus diletakkan dengan baik dengan
siku hampir lurus. Udara pada manset dipompakan hingga kira-kira 180 mmHg dan
kemudian tekanan diturunkan perlahan-lahan. Darah yang mengalir melalui
pembuluh yang terjepit dan dindingnya hampir tertutup itu akan menimbulkan
getaran-getaran pada dinding pembuluh yang terdengar melalui stetoskop yang
terpasang pada arteri abrasialis di
daerah fosa antekubital. Desiran-desiran
pada mulanya akan terdengar jika tekanan udara kantung manset mulai lebih
rendah dari tekanan sistole (desiran
korotkoff). Desiran akan terdengar jelas saat waktu aliran darah sudah menjadi
kontinu dan akan sama sekali hilang jika tekanan manset lebih kecil dari
tekanan diastole. Tekanan sistole dan diastole akan mudah dibedakan dengan cara ini.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Waktu Pendarahan
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan diperoleh data hasil percobaan berupa waktu pendarahan
pada probandus laki-laki dan perempuan yang disajikan pada tabel 6.1
Tabel 6.1 Hasil percobaan penentuan
waktu pendarahan
|
Nama Probandus
|
Umur
|
Jenis Kelamin
|
Waktu Pendarahan (detik)
|
|
Galih
|
19
|
Laki-laki
|
69
|
|
Tya
|
18
|
Perempuan
|
117
|
Menurut Nurcahyo (2003), metode Duke adalah suatu metode
pengukuran darah dengan menghitung waktu yang digunakan saat keluarnya darah
dari luka yang dibuat dengan standar tertentu sampai berhentinya pendarahan
lewat luka tersebut. Metode Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi merupakan
teknik yang paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama waktu
perdarahan.
Metode Duke digunakan dalam menentukan waktu pendarahan
pada percobaan ini. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh waktu pendarahan pada
probandus laki-laki sebesar 69 detik sedangkan pada probandus perempuan sebesar
117 detik. Jika manusia atau hewan mengalami luka, maka darah akan keluar dari
pembuluh darah dan akan berhenti karena munculnya benang fibrin. Menurut
Frandson (1992), kisaran normal waktu pendarahan normal adalah 15 hingga 120
detik sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu pendarahan kedua probandus masih
normal. Pendarahan pada perempuan seharusnya lebih cepat terhenti.
Menurut Frandson (1992), apabila
pembuluh darah terpotong atau rusak maka akan terjadi penyempitan bagian yang
terluka itu. Penyebabnya adalah konsentrasi miogenik dari otot polos, sebagai
suatu spasme lokal dan refleks saraf simpatik yang merangsang serabut-serabut
adrenergik yang meinervasi otot polos dari dinding pembuluh lokal. Kontraksi ini menyempitkan
bukaan pembuluh guna mengurangi arus darah yang keluar. Spasmen akan
berlangsung kira-kira 20 menit yang memungkinkan terbentuknya platele plug dan
berlangsung koagulasi. Waktu pendarahan yang terjadi berlangsung cepat
disebabkan platelet yang melepaskan zat fosfolipid yang cepat terbentuk. Zat
ini membantu dalam mempercepat pembekuan selaput tromboplasma yang merupakan
proses pembekuan darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan yaitu
besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas
kadar hemoglobin dalam darah.
Pembekuan Darah
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan diperoleh data hasil pengukuran waktu pembekuan darah yang disajikan
pada tabel 6.2.
Tabel 6.2 Hasil pengukuran waktu
pembekuan darah
|
Nama Probandus
|
Umur
|
Jenis Kelamin
|
Waktu Pendarahan
|
|
Galih
|
19
|
Laki-laki
|
3 menit 15 detik
|
|
Tya
|
18
|
Perempuan
|
2 menit 34 detik
|
Waktu pembekuan darah pada probandus laki-laki diperoleh
selama 3 menit 15 detik sedangkan pada probandus perempuan diperoleh waktu 2
menit 34 detik. Menurut Frandson (1992), kisaran waktu normal pembekuan darah
adalah 15 detik hingga 2 menit dan berakhir setelah luka dalam waktu 5 menit. Penggumpalan
darah terjadi apabila darah ditampung dan dibiarkan begitu saja, sehingga akan
terjadi suatu massa yang menyerupai jeli yang kemudian menjadi massa yang
memadat dengan meninggalkan cairan jernih yang disebut serum darah. Gumpalan
itu sendiri terdiri dari filamen fibrin yang mengikat sel darah merah, sel
darah putih dan trombosit. Pembekuan darah sangat diperlukan oleh tubuh agar
dapat menggumpalkan darah sehingga bisa mengurangi kehilangan darah ketika saat
terjadi luka.
Adapun
kelainan berupa penyakit berupa darah sukar membeku yang disebut hemofilia.
Menurut Hidayat (2006), hemofilia merupakan penyakit pembekuan darah kongenital
yang disebabkan karena kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII dan
faktor IX. Faktor VIII dan faktor IX adalah merupakan protein plasma yang
merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah, faktor-faktor
tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin pada daerah trauma.
Kadar Hemoglobin dalam Darah
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan diperoleh kadar hemoglobin dalam darah 16,4 g/100 ml. Menurut
Guyton and Hall (1997), kadar Hb pada pria dewasa berkisar antara 13.2 sampai
17.3 g/100 ml darah sedangkan pada perempuan sebesar 11.7 sampai 15.5 g/100 ml
darah. Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa kadar Hb pada
probandus sebesar 16,4 g/100 ml masih dalam kisaran normal. Kadar hemoglobin
dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang.
Penentukan kadar hemoglobin
dalam darah saat praktikum menggunakan metode Sahli. Sampel yang digunakan
adalah darah manusia. Menurut Guyton dan Hall (1997), penetapan Hb metode Sahli
didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan
HCl 0,1N kemudian diencerkan dengan aquades. Pengukuran secara visual dengan
mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Darah
ditambah dengan HCl akan membentuk Hb diubah oleh HCl menjadi hematin asam .
Setelah hematin asam terbentuk sempurna diencerkan dengan akuades sampai
warnanya sama dengan warna standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10
sampai 15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit
(Widyaningsih, 2010).
Menurut Frandson (1992), kadar
hemoglobin yang tinggi atau disebut hemokonsentrasi dapat disebabkan karena
menurunnya jumlah air yang diminum atau banyaknya cairan tubuh yang keluar atau
dehidrasi. Untuk mengatasi hal tersebut dapat diatasi dengan meminum air putih
atau air yang berion. Jika jumlah sel-sel darah merah yang fungsional atau
jumlah hemoglobin berkurang jauh dari keadaan normal maka disebut anemia. Anemia
dapat terjadi karena pembentukan darah yang kurang memedai karena gizi yang
tidak baik, termasu deviensi zat besi, Cu, Vitamin, dan asam amino didalam
makanan. Anemia juga dapat disebabkan oleh hilangnya darah karena luka atau
karena parasit seperti cacing perut, ataupun kutu. Faktor yang mempengaruh
eritrosit adalah dehidrasi yang berakibat turunnya volume plasma darah, faktor
lingkungan dan kondisi kesehatan. Menurut Ganong (2003), bila kadar hemoglobin
berkurang di bawah normal, maka akan mengganggu aktivitas dalam tubuh. Suatu
keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari harga normal (13 gr %)
disebut sebagai anemia.
Pengukuran Tekanan Darah
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan diperoleh data hasil pengukuran tekanan darah
sebagai berikut.
Tabel 6.3 Pengukuran Tekanan Darah
|
Nama Probandus
|
Umur
|
Jenis Kelamin
|
Sistole (mmHg)
|
Diastole (mmHg)
|
|
Galih
|
19
|
Laki-laki
|
120
|
80
|
|
Tya
|
18
|
Perempuan
|
110
|
70
|
Pengukuran tekanan darah meliputi
pengukuran tekanan sistol dan diastol. Tekanan darah pada probandus laki-laki
diperoleh sebesar 120 mmHg untuk tekanan sistole
dan 80 mmHg untuk tekanan diastole
sedangkan untuk probandus perempuan diperoleh sebesar 110 mmHg untuk tekanan sistole dan 70 mmHg untuk tekanan diastole. Menurut Smeltzer and Bare
(2001), tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik
terhadap tekanan diastolik. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80
menunjukkan tekanan sistolik pada 120 mmHg dan tekanan diastolik pada 80 mmHg.
Nilai tekanan darah pada orang dewasa normalnya berkisar dari 100/60 hingga
140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80. Berdasarkan
perbandingan hasil praktikum dengan teori, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan
darah pada kedua probandus masih dalam keadaan normal.
Kelainan
pada tekanan darah dibedakan atas tekanan darah rendah (hipotensi) dan tekanan
darah tinggi (hipertensi). Tekanan darah rendah adalah kondisi saat tekanan
darah lebih rendah dari tekanan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap
organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan
hipotensi. Menurut Smeltzer dan Bare (2001), hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah tinggi persisten saat tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan diperoleh waktu pendarahan untuk probandus
laki-laki sebesar 69 detik dan probandus perempuan 117 detik. Pembekuan darah
untuk probandus laki-laki berlangsung selama 3 menit 15 detik sedangkan pada
probandus perempuan selama 2 menit 34 detik. Kadar hemoglobin diperoleh dalam
darah sebesar 16,4 g/100 ml. Tekanan darah pada probandus laki-laki diperoleh
sebesar 120/80 mmHg sedangkan pada probandus perempuan sebesar 110/70 mmHg.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh secara keseluruhan berada
dalam kisaran normal.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R.D. 1992.
Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Ganong, W.F. 2003.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit EGC. Jakarta
Guyton and Hall.
1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit EGC. Jakarta
Hidayat, A. A. 2006. Pengantar
Ilmu Keperawatan Anak. Salemba Medika. Jakarta
Kertohoesodo, S.
1997. Pengantar Kardiologi. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Kusumawati, Diah.
2004. Bersahabat dengan Hewan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Nurcahyo, Heru. 2003. Petunjuk Praktikum
Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY.
Nurcahyo, Heru. 1998.
Anatomi Fisiologi Ternak. Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta
Poedjiadi, Anna.
1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Schmidt, K, and
Friends. 1997. Animal Physiology: Adaptation and Environment. Cambridge
University Press. USA
Smeltzer, S.C. and
Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 2.
Penerbit EGC. Jakarta
Widyaningsih, Indah.
2010. Darah Lengkap. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma. Surabaya
King Casino Login | All your games online and - Community Khabar
ReplyDeleteLogin King Casino, Play, and Win! Login King Casino, Play. Login septcasino King Casino, febcasino Play. Login King Casino, herzamanindir Play. Login King Casino, Play. Login King Casino, novcasino Play. Login King Casino, communitykhabar